top of page

Dampak Kami

Di Luar Pantai


Bagi para pengunjung, Bali adalah impian tropis dengan laut biru, pantai keemasan, dan budaya yang memukau. Mereka tinggal di resor dan menikmati berselancar, berenang, dan mengunjungi pura-pura yang terkenal di pulau ini.


Namun, ada juga yang merasakan Bali yang berbeda. Anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing atau kondisi kraniofasial lainnya diintimidasi dan ditolak. Mereka menghadapi kehidupan yang terisolasi secara sosial. Orang tua merasa bersalah dan putus asa. Mereka tidak tahu ke mana harus mencari bantuan.


Di negara-negara barat, kondisi ini secara rutin dikoreksi sesaat setelah kelahiran. Namun, desa-desa di Indonesia sering kali terisolasi. Pusat kesehatan setempat tidak dapat membantu anak-anak ini, dan kemiskinan membatasi orang tua untuk membawa anak mereka ke pusat kesehatan yang lebih besar.


Yayasan Senyum adalah penghubung antara anak-anak ini dengan kehidupan yang bahagia dan sehat. Melalui tim penjangkauan sosial kami, mitra lokal, dan individu-individu yang peduli, kami mengetahui siapa saja yang membutuhkan bantuan. Dari sana, kami mengkoordinasikan transportasi ke Bali, prosedur medis, dan tindak lanjut. Setelah pasien kami kembali ke desa mereka, mereka dapat menghadapi masa depan mereka ..... dengan senyuman.

Nagita Willy.png

Setiap Senyuman Bercerita

Ayah Nagita, Aloan, membawanya ke Yayasan Senyum dari Kepulauan Sula yang jauh untuk mendapatkan perawatan untuk langit-langit mulutnya yang sumbing. Begitu mereka tiba di Bali, tim Yayasan Senyum menemukan bahwa Aloan juga memiliki kondisi yang sama. Ayah dan anak ini menjalani operasi korektif dan pulang ke Sula dengan senyum baru dan harapan baru untuk masa depan.

bottom of page